FAKTOR- FAKTOR YANG MENYEBABKAN KETIMPANGAN DI
WILAYAH INDONESIA BARAT DAN INDONESIA TIMUR
Tingkat
Ketimpangan Pembangunan
Berdasarkan indeks Williamson, kawasan Barat Indonesia
memiliki tingkat ketimpangan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kawasan
Timur Indonesia, dengan indeks rata – rata 0.83 untuk Kawasan Barat Indonesia
dan 0.45 untuk Kawasan Timur Indonesia.
Tingkat ketimpangan yang tinggi di Kawasan Barat Indonesia ini tidak
terlepas dari banyaknya kota-kota besar yang memiliki pendapatan perkapita yang
lebih tinggi terutama dipulau Jawa dibandingkan dengan pulau Sumatera dan Pulau
Kalimantan. Untuk pulau Sumatera sendiri yang memiliki pendapatan perkapita
tertinggi dimiliki oleh Riau dan Kepulauan Riau, sementara untuk pulau Jawa DKI
Jakarta dan pulau Kalimantan oleh Kalimantan Timur.
Selain hal tersebut ketimpangan yang tinggi di kawasan
barat Indonesia juga disebabkan oleh perbedaan mencolok infrastruktur yang ada
antara pulau Jawa dan luar pulau jawa. Perbedaan infrasturktur ini akan
memberikan dampak pada aktifitas ekonomi yang dijalankan di daerah tersebut.
Untuk pulau Sumatera sendiri peningkatan pendapatan perkapita yang besar juga
disebabkan pembagian hasil dari sumber daya alam di Riau dan Kepulauan Riau,
hal yang sama juga terjadi didaerah Kalimantan Timur.
Hal yang berbeda terjadi pada Kawasan Timur Indonesia,
pada kawasan ini indeks Williamson tertinggi terjadi pada tahun 2008 sebesar
0.6844, hal ini terjadi karena pada tahun tersebut Papua Barat memiliki Produk
Domestik Regional Bruto yang tinggi sebesar Rp. 18,914,877.30 juta rupiah
dengan jumlah penduduk yang sangat sedikit sebesar 730 orang, sehingga pada
tahun tersebut pendapatan perkapita didaerah ini jauh lebih tinggi dari tahun –
tahun sebelumnya. Untuk tahun tahun selanjutnya
angka indeks Williamson berada pada kisaran 0.3 – 0.4.
Pada kawasan Timur Indonesia apabila dilihat dari
perhitungan Indeks Williamson lebih merata pembangunan didaerah ini
dibandingkan dengan kawasan barat Indonesia, hal ini tidaklah mengherankan
karena pada kawasan ini bila dilihat dari infrastruktur dan aktifitas ekonomi
yang ada tidak memiliki perbedaan yang mecolok antara satu daerah dengan daerah
lainnya, hanya Sulawesi selatan yang memiliki Produk Domestik Regional Bruto
terbesar dengan jumlah penduduk terbesar pula.
Hubungan
tingkat ketimpangan Tenaga kerja
Tenaga Kerja merupakan salah satu modal penting dalam
pembangunan suatu daerah, dengan jumlah tenaga kerja yang banyak disertai
dengan kualitas yang baik maka daerah tersebut dapat berkembangan lebih cepat,
sebaliknya jika jumlah tenaga kerja yang besar tanpa disertai dengan kualitas
yang baik dari tenaga kerja maka daerah tersebut bisa menjadi daerah yang
terbelakang, karena tenaga kerja yang besar tanpa adanya kualitas merupakan
masalah dalam pembangunan suatu wilayah.
Bila dilihat jumlah tenaga kerja Kawasan Barat
Indonesia jauh lebih banyak dari jumlah tenaga kerja dikawasan timur Indonesia.
Hal ini tidaklah mengherankan karena pada Kawasan Barat Indonesia mempunyai
jumlah provinsi lebih banyak disertai dengan jumlah penduduk yang lebih banyak
dibandingkan dengan Kawasan Timur Indonesia. Tabel berikut akan memperhatikan
jumlah tenaga kerja pada 2 kawasan tersebut.
Apabila dilihat dari tahun ke tahun jumlah tenaga
kerja di kawasan Barat dan Kawasan Timur Indonesia terus mengalami peningkatan
setiap tahunnya. Pada kawasan Barat Indonesia jumlah tenaga kerja selama tahun
2002 – 2010 mengalami perkembangan rata – rata sebesar 2.44 persen, peningkatan
terbesar pada jumlah tenaga kerja pada tahun 2006 sebesar 4 persen, sedangkan
peningkatan terkecil pada jumlah tenaga kerja terjadi pada tahun 2005 sebesar
0.05 persen. Hal yang berbeda terjadi pada Kawasan Timur Indonesia, pada
kawasan ini rata – rata perkembangan tenaga kerja selama tahun analisis sebesar
3,48 persen jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kawasan barat Indonesia.
Peningkatan terbesar terjadi pada tahun 2007 sebesar 9,9 persen dan terendah
terjadi pada tahun 2006 yang mengalami penurunan sebesar 0,51 persen dari tahun
sebelumnya. Lebih besarnya pertumbuhan jumlah tenaga kerja di kawasan Timur Indonesia
ini disebabkan oleh banyaknya terjadi perpindahan tenaga kerja dari kawasan
barat ke kawasan timur terutama dikarenakan adanya eksploitasi Sumber Daya Alam
khususnya dalam sektor pertambangan, selain itu adanya pemekaran daerah –
daerah baru juga menyebabkan terjadinya penyerapan tenaga kerja pada Kawasan
tersebut.
Dari hasil korelasi diketahui bahwa hubungan
ketimpangan wilayah dengan tenaga kerja pada Kawasan Barat dan Kawasan
Timur menghasilkan hubungan yang
bertolak belakang. Pada Kawasan Barat Indonesia, ketimpangan wilayah mempunyai
hubungan negative dan sangat kuat
terhadap tenaga kerja sebesar 0,905 pada tingkat kepercayaan 99 persen,
artinya jika ketimpangan wilayah meningkat
maka jumlah tenaga kerja akan menurun dan sebaliknya jika jumlah tenaga kerja
meningkat maka ketimpangan wilayah akan menurun, hal ini dikarenakan jumlah
tenaga kerja yang ada di Kawasan Barat Indonesia selain besar, juga memiliki
kualitas yang baik.
Untuk kawasan Timur Indonesia diketahui bahwa hubungan
ketimpangan wilayah dengan tenaga kerja
menghasilkan hubungan yang positif dan tidak begitu kuat sebesar 0.599,
artinya jika ketimpangan wilayah meningkat maka jumlah tenaga kerja akan
meningkat pula dan sebalikya jika jumlah tenaga kerja menurun maka maka
ketimpangan wilayah akan menurun, hal ini dikarenakan jumlah tenaga kerja yang
memiliki kualitas yang baik bukan berasal dari kawasan itu sendiri, sedangkan
jumlah tenaga kerja yang asli berasal dari Kawasan Timur Indonesia memiliki
kualitas yang tidak begitu baik.
Hubungan
tingkat ketimpangan Implikasi Kebijakan.
Perbedaan tingkat ketimpangan yang besar antara
kawasan barat dan kawasan timur Indonesia menyebabkan pemerintah pusat harus
terus memperhatikan kesejahteraan masyarakat didaerah. Meskipun dengan adanya
pemberian otonomi dan desentralisasi fiskal pada setiap daerah, tetapi
ketimpangan yang masih sangat terasa terjadi di kedua tersebut. Akses transportasi
jalan merupakan hal yang paling penting untuk segera dibenahi, artinya
pemerintah pusat tetap dan harus memberikan prioritas pembangunan jalan dan
perbaikan jalan di Kawasan Timur Indonesia. Prioritas pembangunan jalan di
Pulau Jawa sebaiknya mulai dikurangi, dana – dana perbaikan dan pembangunan
jalan dialihkan daerah Timur Indonesia, agar aktivitas ekonomi berjalan dengan
baik dan lancar, yang pada akhirnya masyarakat dikawasan tersebut dapat
meningkatkan kesejahteraanya.
Bila dilihat antara korelasi tenaga kerja dengan
ketimpangan pembangunan di kedua wilayah tersebut, maka aspek Sumber Daya
Manusia menjadi focus yang sangat penting untuk menjadi investasi di masa
depan. Dengan sumber daya yang lebih baik di Kawasan Barat Indonesia, maka
kawasan ini menjadi lebih cepat maju dan berkembang sementara Kawasan Timur
Indonesia tetap pada kawasan yang masih sulit untuk berkembang, oleh karena itu
kebijakan pemerintah baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah untuk
lebih meningkatkan kualitas sumber daya di kawasan timur Indonesia menjadi
prioritas yang penting dengan cara memberikan beasiswa kepada para
pemuda/pemudi yang memiliki prestasi akademik yang baik, menyekolahkan mereka
kedaerah yang memiliki fasilitas dan mutu yang baik serta membuat komitmen bagi
mereka yang menerima bantuan dari pemerintah pusat atau pemerintah daerah
setelah berhasil menyelesaikan studi agar kembali kedaerah asal dan mengabdikan
ilmu yang diperoleh.
0 komentar:
Posting Komentar