Get me outta here!

Senin, 06 April 2020

FAKTOR- FAKTOR YANG MENYEBABKAN KETIMPANGAN DI WILAYAH INDONESIA BARAT DAN INDONESIA TIMUR


FAKTOR- FAKTOR YANG MENYEBABKAN KETIMPANGAN DI WILAYAH INDONESIA BARAT DAN INDONESIA TIMUR

Tingkat Ketimpangan Pembangunan
Berdasarkan indeks Williamson, kawasan Barat Indonesia memiliki tingkat ketimpangan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kawasan Timur Indonesia, dengan indeks rata – rata 0.83 untuk Kawasan Barat Indonesia dan 0.45 untuk Kawasan Timur Indonesia.  Tingkat ketimpangan yang tinggi di Kawasan Barat Indonesia ini tidak terlepas dari banyaknya kota-kota besar yang memiliki pendapatan perkapita yang lebih tinggi terutama dipulau Jawa dibandingkan dengan pulau Sumatera dan Pulau Kalimantan. Untuk pulau Sumatera sendiri yang memiliki pendapatan perkapita tertinggi dimiliki oleh Riau dan Kepulauan Riau, sementara untuk pulau Jawa DKI Jakarta dan pulau Kalimantan oleh Kalimantan Timur.  
Selain hal tersebut ketimpangan yang tinggi di kawasan barat Indonesia juga disebabkan oleh perbedaan mencolok infrastruktur yang ada antara pulau Jawa dan luar pulau jawa. Perbedaan infrasturktur ini akan memberikan dampak pada aktifitas ekonomi yang dijalankan di daerah tersebut. Untuk pulau Sumatera sendiri peningkatan pendapatan perkapita yang besar juga disebabkan pembagian hasil dari sumber daya alam di Riau dan Kepulauan Riau, hal yang sama juga terjadi didaerah Kalimantan Timur.
Hal yang berbeda terjadi pada Kawasan Timur Indonesia, pada kawasan ini indeks Williamson tertinggi terjadi pada tahun 2008 sebesar 0.6844, hal ini terjadi karena pada tahun tersebut Papua Barat memiliki Produk Domestik Regional Bruto yang tinggi sebesar Rp. 18,914,877.30 juta rupiah dengan jumlah penduduk yang sangat sedikit sebesar 730 orang, sehingga pada tahun tersebut pendapatan perkapita didaerah ini jauh lebih tinggi dari tahun – tahun sebelumnya. Untuk tahun tahun selanjutnya  angka indeks Williamson berada pada kisaran 0.3 – 0.4.
Pada kawasan Timur Indonesia apabila dilihat dari perhitungan Indeks Williamson lebih merata pembangunan didaerah ini dibandingkan dengan kawasan barat Indonesia, hal ini tidaklah mengherankan karena pada kawasan ini bila dilihat dari infrastruktur dan aktifitas ekonomi yang ada tidak memiliki perbedaan yang mecolok antara satu daerah dengan daerah lainnya, hanya Sulawesi selatan yang memiliki Produk Domestik Regional Bruto terbesar dengan jumlah penduduk terbesar pula.


Hubungan tingkat ketimpangan Tenaga kerja
Tenaga Kerja merupakan salah satu modal penting dalam pembangunan suatu daerah, dengan jumlah tenaga kerja yang banyak disertai dengan kualitas yang baik maka daerah tersebut dapat berkembangan lebih cepat, sebaliknya jika jumlah tenaga kerja yang besar tanpa disertai dengan kualitas yang baik dari tenaga kerja maka daerah tersebut bisa menjadi daerah yang terbelakang, karena tenaga kerja yang besar tanpa adanya kualitas merupakan masalah dalam pembangunan suatu wilayah. 
Bila dilihat jumlah tenaga kerja Kawasan Barat Indonesia jauh lebih banyak dari jumlah tenaga kerja dikawasan timur Indonesia. Hal ini tidaklah mengherankan karena pada Kawasan Barat Indonesia mempunyai jumlah provinsi lebih banyak disertai dengan jumlah penduduk yang lebih banyak dibandingkan dengan Kawasan Timur Indonesia. Tabel berikut akan memperhatikan jumlah tenaga kerja pada 2 kawasan tersebut.
Apabila dilihat dari tahun ke tahun jumlah tenaga kerja di kawasan Barat dan Kawasan Timur Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada kawasan Barat Indonesia jumlah tenaga kerja selama tahun 2002 – 2010 mengalami perkembangan rata – rata sebesar 2.44 persen, peningkatan terbesar pada jumlah tenaga kerja pada tahun 2006 sebesar 4 persen, sedangkan peningkatan terkecil pada jumlah tenaga kerja terjadi pada tahun 2005 sebesar 0.05 persen. Hal yang berbeda terjadi pada Kawasan Timur Indonesia, pada kawasan ini rata – rata perkembangan tenaga kerja selama tahun analisis sebesar 3,48 persen jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kawasan barat Indonesia. Peningkatan terbesar terjadi pada tahun 2007 sebesar 9,9 persen dan terendah terjadi pada tahun 2006 yang mengalami penurunan sebesar 0,51 persen dari tahun sebelumnya. Lebih besarnya pertumbuhan jumlah tenaga kerja di kawasan Timur Indonesia ini disebabkan oleh banyaknya terjadi perpindahan tenaga kerja dari kawasan barat ke kawasan timur terutama dikarenakan adanya eksploitasi Sumber Daya Alam khususnya dalam sektor pertambangan, selain itu adanya pemekaran daerah – daerah baru juga menyebabkan terjadinya penyerapan tenaga kerja pada Kawasan tersebut. 
Dari hasil korelasi diketahui bahwa hubungan ketimpangan wilayah dengan tenaga kerja pada Kawasan Barat dan Kawasan Timur  menghasilkan hubungan yang bertolak belakang. Pada Kawasan Barat Indonesia, ketimpangan wilayah mempunyai hubungan negative dan sangat kuat  terhadap tenaga kerja sebesar 0,905 pada tingkat kepercayaan 99 persen, artinya  jika ketimpangan wilayah meningkat maka jumlah tenaga kerja akan menurun dan sebaliknya jika jumlah tenaga kerja meningkat maka ketimpangan wilayah akan menurun, hal ini dikarenakan jumlah tenaga kerja yang ada di Kawasan Barat Indonesia selain besar, juga memiliki kualitas yang baik. 
Untuk kawasan Timur Indonesia diketahui bahwa hubungan ketimpangan wilayah dengan tenaga kerja  menghasilkan hubungan yang positif dan tidak begitu kuat sebesar 0.599, artinya jika ketimpangan wilayah meningkat maka jumlah tenaga kerja akan meningkat pula dan sebalikya jika jumlah tenaga kerja menurun maka maka ketimpangan wilayah akan menurun, hal ini dikarenakan jumlah tenaga kerja yang memiliki kualitas yang baik bukan berasal dari kawasan itu sendiri, sedangkan jumlah tenaga kerja yang asli berasal dari Kawasan Timur Indonesia memiliki kualitas yang tidak begitu baik.


Hubungan tingkat ketimpangan Implikasi Kebijakan.
Perbedaan tingkat ketimpangan yang besar antara kawasan barat dan kawasan timur Indonesia menyebabkan pemerintah pusat harus terus memperhatikan kesejahteraan masyarakat didaerah. Meskipun dengan adanya pemberian otonomi dan desentralisasi fiskal pada setiap daerah, tetapi ketimpangan yang masih sangat terasa terjadi di kedua tersebut. Akses transportasi jalan merupakan hal yang paling penting untuk segera dibenahi, artinya pemerintah pusat tetap dan harus memberikan prioritas pembangunan jalan dan perbaikan jalan di Kawasan Timur Indonesia. Prioritas pembangunan jalan di Pulau Jawa sebaiknya mulai dikurangi, dana – dana perbaikan dan pembangunan jalan dialihkan daerah Timur Indonesia, agar aktivitas ekonomi berjalan dengan baik dan lancar, yang pada akhirnya masyarakat dikawasan tersebut dapat meningkatkan kesejahteraanya.
Bila dilihat antara korelasi tenaga kerja dengan ketimpangan pembangunan di kedua wilayah tersebut, maka aspek Sumber Daya Manusia menjadi focus yang sangat penting untuk menjadi investasi di masa depan. Dengan sumber daya yang lebih baik di Kawasan Barat Indonesia, maka kawasan ini menjadi lebih cepat maju dan berkembang sementara Kawasan Timur Indonesia tetap pada kawasan yang masih sulit untuk berkembang, oleh karena itu kebijakan pemerintah baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah untuk lebih meningkatkan kualitas sumber daya di kawasan timur Indonesia menjadi prioritas yang penting dengan cara memberikan beasiswa kepada para pemuda/pemudi yang memiliki prestasi akademik yang baik, menyekolahkan mereka kedaerah yang memiliki fasilitas dan mutu yang baik serta membuat komitmen bagi mereka yang menerima bantuan dari pemerintah pusat atau pemerintah daerah setelah berhasil menyelesaikan studi agar kembali kedaerah asal dan mengabdikan ilmu yang diperoleh.  


0 komentar:

Posting Komentar