Get me outta here!

Sabtu, 21 Maret 2020

PERTUMBUHAN DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI INDONESIA


PERTUMBUHAN DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI INDONESIA MENURUT BPS

Badan Pusat Statistik ( BPS) merilis data pertumbuhan ekonomi kuartal III-2019 yang sebesar 5,02 persen. Angka tersembut melambat jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang sebesar 5,17 persen.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, Indonesia perlu mewaspadai kinerja perekonomian dalam beberapa waktu ke depan. Pasalnya, pencapaian pertumbuhan PDB yang sebesar 5,02 persen tersebut adalah yang terendah dalam dua tahun terakhir. Menurutnya sangat mungkin ekonomi Indonesia tumbuh di bawah 5 persen ke depannya.

"Kita memang harus ekstra hati-hati. Sangat mudah kita tergelincir di bawah 5 persen. Banyak hal perlu diperbaiki," ujar dia di kantor BPS, Jakarta, Jumat (15/11/2019).
Dia mengatakan, jika melihat kondisi perekonomian global saat ini, strategi RI untuk memacu ekspor belum bisa diandalkan. Menurutnya, jauh lebih baik jika perbaikan kinerja perekonomian dilakukan dengan memperkuat potensi perekonomian domestik.

"Kalau memerhatikan ekonomi global, kalau kita mau memacu ekspor nampaknya berat," kata dia.

BPS pun baru saja melaporkan hasil kinerja neraca perdagangan Indonesia yang cenderung stagnan. Neraca perdagangan pada Oktober mengalami surplus sebesar 161,3 juta dollar AS. Adapun bulan lalu, BPS mencatatkan kinerja neraca perdagangan mengalami defisit sebesar 163,9 juta dollar AS.
Suhariyanto memaparkan surplusnya neraca perdagangan bukan karena pertumbuhan ekspor, namun lebih disebabkan impor yang cenderung turun tajam yaitu mencapai 16,49 persen jika dibandingkan dengan Oktober 2018 secara tahunan. Sedangkan nilai ekspor juga mengalami penurunan sebesar 6,13 persen secara tahunan.

Suhariyanto pun memaparkan, upaya pemerintah untuk memerbaiki kinerja perekonomian dengan memperkuat ekspor dengan perbaikan perjanjian bilateran dengan beberapa negara, mencoba menembus pasar-pasar non tradisional, dan memerkuat manufaktur tidak bisa berdampak seketika.

"Di sisi lain kita harus menjaga supaya stabilisasi harga-harga betul-betul terjaga," jelas dia

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2019 hanya 5,02% dari periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy). Pertumbuhannya melambat dibandingkan Kuartal II-2019 sebesar 5,05% dan Kuartal III 2018 yang mencapai 5,17%. 

Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, perlambatan ini disebabkan adanya ketidakpastian perekonomian global. Salah satunya perang dagang yang masih memanas sehingga berdampak ke sejumlah negara, termasuk Indonesia. 

Kontribusi pertumbuhan ekonomi tertinggi berasal dari lapangan usaha pada industri pengolahan sebesar 0,86% dengan laju pertumbuhan 4,15%. Sayangnya, industri ini mengalami perlambatan dari periode sebelumnya yang berhasil melaju hingga 4,35%. Sementara untuk komponen pengeluaran, motor penggerak utama masih berasal dari konsumsi rumah tangga. Tercatat pertumbuhan konsumsi rumah tangga sebesar 5,01%. 



SUMBER

0 komentar:

Posting Komentar