Get me outta here!

Selasa, 14 April 2020

SEKTOR PERTANIAN INDONESIA


Bagaimana Keadaan Pertanian Indonesia Saat Ini ? Kondisi pertanian di Indonesia, kini terasa cukup memprihatinkan. Di mana Indonesia yang dikenal sebagai negara agraris (negara yang maju pertaniannya), sekarang malah mengimpor makanan pokoknya dari negara lain. Padahal sebenarnya rakyat dan bumi kita yang tercinta ini masih dapat memenuhi kebutuhan beras untuk makan kita sehari-hari. Bukan hanya beras tetapi hasil pertanian lain pun mengalami nasib yang demikian. Mengapa hal tersebut dapat terjadi?
Indonesia adalah negara produsen beras ketiga dunia setelah China dan India. Kontribusi Indonesia terhadap produksi beras dunia kira-kira sebesar 8,5% (51 juta ton). Produksi beras Indonesia yang begitu tinggi tersebut belum bisa mencukupi kebutuhan penduduknya. Dilihat dari semua aspek, kondisi Indonesia sendiri masih banyak kekurangan. Kekurangan tersebut bukan semata berasal dari pemerintahannya saja tetapi penduduknya juga.

Faktor-faktor yang menyebabkan pemerintah Indonesia harus mengimpor beras dan hasi pertanian lainnya diantaranya yaitu akibat meningkatnya jumlah penduduk yang tidak terkendali,meskipun sudah ada program Keluarga Berencana dari pemerintah,namun tetap saja kenaikan jumlah penduduk ini cukup tinggi. Dengan banyaknya penduduk, maka makanan pokok yang dibutuhkan juga begitu banyak, sehingga hasil pertanian dalam negeri tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan penduduknya.
Selain itu faktor cuaca juga menentukan seberapa banyak hasil panen dalam bertani. Cuaca yang tidak menentu, seperti pergeseran musim hujan dan musim kemarau menyebabkan petani kesulitan dalam menetapkan waktu yang tepat untuk mengawali masa tanam, dengan benih beserta pupuk yang digunakan sehingga tanaman yang ditanam mengalami pertumbuhan yang tidak wajar dan mengakibatkan gagal panen. Peristiwa ini sering terjadi di hampir setiap daerah di Indonesia dan membuat petani yang miskin semakin miskin karena kegagalan panen tersebut.

Diharapkan pemerintah juga memperhatikan nasib para petani yang sama memprihatinkannya dengan kondisi pertaniannya. Semestinya adanya penyuluhan dan pembekalan pengetahuan tentang pertanian kepada petani itu perlu dilakukan. Seperti bagaimana cara bertanam yang bersahabat dengan alam dan menggunakan teknologi sehingga bertani memberikan banyak keuntungan dibandingkan dengan kerugiannya, namun teknologinya pun yang tidak membahayakan alam. Dan itu berlaku untuk kita semuanya, yaitu mengambil keuntungan tanpa merusak alam. Sehingga adanya keserasian dan keseimbangan alam pun terjaga, dan kita bisa hidup sejahtera. Dan juga memberikan jaminan hidup petani, dimana petani dapat memelihara alat pertaniannya dan dalam bertani pun dapat dilakukan denngan lancar.

Masih ada beberapa faktor lagi yang membuat Indonesia harus mengimpor beberapa hasil pertanian utamanya beras, seperti lahan pertanian yang semakin sempit. Kemajuan teknologi dan merabaknya industri di Indonesia membuat pertanian yang menggunakan metode sederhana ini semakin memudar keberadaanya. Persawahan yang membentang luas di tiap daerah kini mulai terkikis tergantikan pabrik-pabrik yang mungkin kurang bersahabat dengan alam. Semestinya adanya pembatasan pendirian industri sehingga laju perkembangan industri dan pertanian berjalan dengan seimbang. Sehingga penggunaan barang industri dan hasil pertanian cukup untuk memakmurkan rakyat.

Membahas pertanian Indonesia sama saja kondisinya dengan pertanian di Bogor. Ya, karena Bogor termasuk wilayah Indonesia. Banyak sekali mall dan pabrik yang menghiasi kota yang dikenal sebagai kota hujan ini. Sawahnya kini tinggal beberapa hektar saja, mungkin kita bisa menghitungnya dengan jari. Memang agak berlebihan, namun itulah yang sebenarnya terjadi.

Mengapa yang dibahas kota Bogor, karena mungkin dengan istilahnya yaitu ‘kota hujan’ menjadi tersugesti bahwa Bogor pasti memiliki persediaan air yang banyak dan banyak juga sawahnya. Namun kini Bogor pun tidak bisa mengelakkan cepatnya laju industrialisasi yang ingin menyusup ke dalamnya, sehingga industrialisasi pun terjadi di Bogor. Namun kita harus berbangga pada petani yang masih mau mempertahankan pekerjaannya dan tempat mereka mencari sesuap nasi, karena di tengah banyak orang yang ingin bekerja di industri dan ditengah ketidakjelasan nasib petani, masih ada yang ingin mempertahankan pekerjaannya sebagai petani, sehingga kita tidak kehilangan makanan pokok yang sudah dari dahulu menjadi kebiasaan kita.

Nilai Tukar Petani
1.      Pengertian Umum :
·         NTP merupakan indikator proxy kesejahteraan petani
·         NTP merupakan perbandingan antara Indeks harga yg diterima petani (It) dengan Indeks harga yg dibayar petani (Ib)
2.      Arti Angka NTP :
·         NTP > 100, berarti petani mengalami surplus. Harga produksi naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya. Pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluarannya.
·         NTP = 100, berarti petani mengalami impas. Kenaikan/penurunan harga produksinya sama dengan persentase kenaikan/penurunan harga barang konsumsi. Pendapatan petani sama dengan pengeluarannya.
·         NTP< 100, berarti petani mengalami defisit. Kenaikan harga produksi relatif lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan harga barang konsumsinya. Pendapatan petani turun, lebih kecil dari pengeluarannya.
3.      Kegunaan dan Manfaat
·         Dari Indeks Harga Yang Diterima Petani (It), dapat dilihat fluktuasi harga barang-barang yang dihasilkan petani. Indeks ini digunakan juga sebagai data penunjang dalam penghitungan pendapatan sektor pertanian.
·         Dari Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib), dapat dilihat fluktuasi harga barang-barang yang dikonsumsi oleh petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat di pedesaan, serta fluktuasi harga barang yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Perkembangan Ib juga dapat menggambarkan perkembangan inflasi di pedesaan.
·         NTP mempunyai kegunaan untuk mengukur kemampuan tukar produk yang dijual petani dengan produk yang dibutuhkan petani dalam produksi dan konsumsi rumah tangga.
·         Angka NTP menunjukkan tingkat daya saing produk pertanian dibandingkan dengan produk lain. Atas dasar ini upaya produk spesialisasi dan peningkatan kualitas produk pertanian dapat dilakukan.

Kaitan antara Sektor Pertanian dengan Sektor Industri
Sektor pertanian memiliki peran stategis dalam perekonomian Indonesia. Hal tersebut dipahami karena sektor pertanian menyediakan lapangan pekerjaan terbesar bagi penduduk Indonesia, selain itu sektor pertanian juga menjadi sektor ekonomi utama bagi daerah pedesaan dimana daerah pendesaan menyumbang tingkat kemiskinan terbesar bagi penduduk Indonesia Untuk itu, pembangunan sektor pertanian menjadi kunci keberhasilan bagi Indonesia untuk dapat mensejahterakan masyarakat Indonesia.

Pada kenyataannya sektor pertanian di Indonesia masih belum berkembang. Hal tersebut dapat dilihat dari kontribusi sektor pertanian terhadap  Produk Domestik Bruto (PDB) dimana pertumbuhan sektor pertanian dari tahun ketahunnya semakin menurun. Pembangunan ekonomi Indonesia lebih diarahkan kepada pengembangan sektor industri. Sektor industri dianggap sebagai motor penggerak bagi pertumbuhan perekonomian dibandingkan sektor-sektor lain. Sehingga sektor industri sangat diprioritaskan.

Kontribusi sektor industri dapat dilihat dari indikator PDB dimana sektor industri menyumbang pendapatan nasional terbesar setiap tahunnya dan pertumbuhannya pun semakin meningkat. Akan tetapi, dalam pelaksanaan pembangunan sektor industri dimana sektor tersebut menjadi sektor penyumbang terbesar dalam pendapatan nasional tidak terlepas dari peran sektor pertanian. Contohnya adalah agroindustri dimana agroindustri merupakan bagian dari sektor industri pengolahan yang mengolah output atau produk-produk mentah dari sektor pertanian. Sehingga perkembangan agroindustri tergantung dari kontribusi sektor pertanian itu sendiri. Hal tersebut dapat terjadi tidak hanya pada sektor industri pengolahan saja melainkan dapat terjadi dengan sektor-sektor lain dalam perekonomian. Dengan kondisi tersebut menunjukkan bahwa sektor pertanian sebenarnya dapat berperan terkait pengaruhnya terhadap sektor-sektor lain sebagai penyedia input (barang dan jasa) antara bagi sektor lain ataupun pengguna input antara dari sektor lain.

Ada beberapa teori dan study impiris yang menjelaskan bagaimana keterkaitan antar sektor mempengaruhi perekonomian suatu Negara bagi Negara – Negara di mana peranan sektor pertanian masih subtensial, maka pemikiran mendinamiskan sektor pertanian lewat kekuatan dan keterkaitanya dengan sektor lain amat menarik untuk di diskusikan. Pemikiran mellor dan lele (1973) amat mengemngkan konsep agricultural and structural transformation model.king dan byarlee(1978) menemukan bahwa keterkaitan industry dengan sektor pertanian amat kuat apabila sektor industry mempunyai sektor keterkaitan ke belakang yang tinggi.banyak yang berpendapat bahwa salah satu syarat perlu (necessary condition) untuk dapat di capainya transformasi structural dari pertanian (industry primer)ke industry manufaktur (industry sekunder)adalah adanya keterkaitan sektor pertanian dan sektor   industry yang tangguh kaitan yang paling sesuai adalah pengolahan produk – produk pertanian, bahwa agrow industry mencakup dua jenis industry manufaktur yaitu industry penyedia input pertanian.


Sumber

https://www.bps.go.id/subject/22/nilai-tukar-petani.html#subjekViewTab1
https://www.kompasiana.com/markus.simanjuntak/550dfb65a33311a12dba7ef3/keterkaitan-pertanian-dengan-industri-manufaktur
https://www.pioneer.com/web/site/indonesia/Kondisi-Pertanian-Indonesia-Apakah-Bisa-Maju

0 komentar:

Posting Komentar