Get me outta here!

Senin, 19 Oktober 2020

Review Novel The Hunger Games

The Hunger Games

Judul : The Hunger Games

Penulis : Suzzane Collins

Penerjemah : Hetih Rusli

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Cetakan : I, 2009

Tebal : 406 hlm

Sebelumnya saya sudah lebih dahulu menonton versi filmnya yang diperankan oleh Jennifer Lawrence and Josh Hutcherson. Namun kita tau kalau novel dijadikan film maka akan ada scene dalam novel yang tidak di filmkan. Dan saya memutuskan untuk membaca novelnya, yang kebetulan saudara saya sudah membelinya dan membacanya.

 

“Dua puluh empat peserta. Hanya satu pemenang yang selamat”

 

Sebuah kalimat pembuka untuk novel ini. Novel ini menceritakan sebuah masa ketika Amerika Utara musnah, dan dibekasnya berdirilah Negara Panem dengan Capitol sebagai pusat kota yang dikelilingi oleh 12 disrik. Negara ini sangatlah tidak damai perbedaan derajat sangat terlihat jelas antara Distrik dan Capitol sebagai pusat kota. Di distrik hanya lah seperti kota kotor dan orang kelaparan sedangkan capitol dihiasi dengan kemewah dan bersenang-senang.

Setiap tahun negara Pane mini menggelar sebuah permainan yang diberi nama The Hunger Games, games ini wajib diikuti oleh 24 anak-anak remaja dari 12 dstrik. Setiap tahun akan dipilih acak 2 anak dari masing-masing distrik dengan ambel-ambel jika menang akan diberikan sebuah kehidupan yang layak.

Permainan ini akan ditonton oleh para penghuni capitol dan tentunya itu dibuat sangat meriah seakan-akan kita menonton sebuah pertandingan seru. Tetapi permainan ini bukanlah permainan biasa, setiap 24 anak harus bertahan di dalam arena yang berbahaya. Kemenangan hanya didapat ketika hanya ada 1 orang yang hidup. Itu artinya hanya ada dua pilihan yaitu membunuh atau dibunuh.

Di distrik 12 saat pengundian Hunger Games ke-74, Katniss Everden, seorang kakak yang berumur 16th merelakan dirinya sebagai pengganti adiknya prim yang sebelumnya terpilih secara acak untuk mengikuti games tersebut. Undian acak berikutnya jatuh pada Peeta Mellark, anak tukang roti.

Tanpa diduga keikutsertaan Katniss dan Peeta sebagai wakil dari distrik 12 membuat Hunger Hames ke 74 menjadi begitu menarik dan tak terlupakan bagi seluruh penduduk negeri Panem. 

Tema dan alur kisah dari novel The Hunger Games yang merupakan buku pertama dari sebuah trilogy (The Hunger Games, Cathcing Fire, Mockingjay) perpaduan antara kisah action, petualangan, ketegangan permainan Hunger Games plus drama kehidupan dan romansa Katniss Everden dengan Peeta Mellark benar-benar akan membawa emosi pembaca terombang-ambing, kadang sedih, tegang, dan bumbu romansa.

Novel ini benar-benar membauat saya terkasima tiap kali membacanya, dimana sisi kemanusiaan persahabatan dan keluarga sangat kental sekali dalam kisahnya.

Kehadiran novel ini memberi warna baru bagi genre novel remaja yang sebelumnya diwarnai oleh dunia sihir dan vampir romantis. Di Amerika novel ini menjadi best seller mengalahkan serial Twilight. Sebuah budaya populer baru yang berasal dari novel best seller tampaknya akan muncul melanjutkan zaman setelah Harry Potter dan Twilight.

 

0 komentar:

Posting Komentar